Kuil Shinto ini sudah ada sejak lama, dan sering disebutkan dalam hubungannya dengan pemujaan-pemujaan tradisional di Jepang, seperti kuil Tennou-sha yang berpusat di Fukushima, salah satu dewa dalam agama Budha Gozutennou, dan Yoshida Tennou-sha. Karena pengkultusannnya akan dewa Susanoo no Mikoto, banyak samurai datang untuk menyembah.

Secara khusus, Shogun (Jenderal Besar) Yorimoto Minamoto tercatat sebagai penziarah yang setia. Karenanya iringan perjalanannya direproduksi dalam arak-arakan “mikoshi”, melahirkan festival Tennou-sai. Ini merupakan awal dilaksanakannya festival Toyohashi Gion Matsuri.

Pada malam sebelum acara festival utama, ada acara kembang api yang menjadi sangat terkenal, saat mana kembang api warna hitam, yang pada jaman Edo dibatasi pada daerah-daerah tertentu saja, boleh dipergunakan.

Menurut catatan dokumentasi yang ada pada arsip kuil, pada tahun 1558 saat Yoshimoto Imagawa menjadi penguasa di kastil Yoshida, penyembahan kepada dewa Ohara sebagai pelindung di kuil Yoshida mulai dilakukan. Inilah sebabnya disebut sebagai tempat asal muasalnya kembang api tabung.

Kemudian dapat dikatakan bahwa, tidak ada tempat lainnya di mana kembang api diluncurkan di pusat kota seperti ini.

Pada peluncuran kembang api, bersama-sama dengan para ahli kembang api, turut serta pula penduduk dari komunitas setempat yang sudah dilatih dan disertifikasi sebelumnya. Menggambarkan kesinambungan usaha untuk mejaga tradisi kembang api tabung ini.

Pada hari Jumat ke-3 bulan Juli kembang api tabung dipersembahkan ke kuil, lalu keesokan harinya (hari Sabtu ke-3) kembang api diluncurkan di tepi sungai Toyokawa.

Lalu, pada hari Minggunya (hari Minggu ke-3) dilaksanakan parade iring-iringan Yorimoto.

Untuk rincinya, silakan lihat website http://www.toyohashigion.org/